“Persamaan dan Perbedaan Kurikulum 2006
(KTSP) dengan Kurikulum 2013”
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dikembangkan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah (2001:4-6)
mengemukakan ada 4 komponen kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen
isi/materi, komponen media (sarana dan prasarana), komponen strategi, dan
komponen proses belajar mengajar.
Kurikulum yang digunakan saat ini di
Indonesia adalah kurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan
oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah
tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Namun, isu terhangat saat ini adanya
penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dan
kontra dari berbagai pihak baik dari kalangan pendidikan maupun dari masyarakat
umum. Kurikulum 2013 justru dianggap dapat memasung kreativitas dan otonomi di
bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan proses pembelajaran akan
disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built up product). Di sisi
lain, sebagian orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013 dapat
memicu pengembangan kompetensi siswa kearah yang lebih analisis dan tuntutan
guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran karena guru dianggap
mampu semua hal yang dapat membantu siswa berkembang.
B. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
1. Kurikulum 2006 (KTSP)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah
(Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara
berangsung-angsur mulai tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Berdasarkan definisi tersebut, maka
pihak sekolah diberikan kewenangan penuh untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah
dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang
kondisi satuan pendidikannya.
Kurikulum merupakan sejumlah mata
pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa serta rencana pembelajaran yang
dibuat oleh guru dan sejumlah pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh
siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen
pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan, diantaranya adalah tenaga
pendidik, peserta didik, lingkungan, alat-alat pendidikan, kurikulum dan
fasilitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK). KTSP diwujudkan dalam
bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar dan telah disahkan penggunaannya
di sekolah, baik negeri maupun swasta, yang diberlakukan secara bertahap pada
tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pemerintah pusat (Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran
2009/2010, semua sekolah telah menerapkan KTSP (Mulyasa, 2007:1-2).
A. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2006 (KTSP)
Untuk melihat keunggulan atau kelebihan KTSP dengan kurikulum-kurikulum
sebelumnya perlu dicari bahan pembanding. Karena sesuatu dianggap lebih baik
kalau dapat dibandingkan dengan sesuatu yang lain untuk menunjukkan
keunggulannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan
KTSP terlebih dahulu, kemudian baru kita mengetahui perbedaan antara KTSP dan
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Misalnya antara KTSP dan KBK 2004 atau KTSP dan
kurikulum 1994.
Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing tergantung kepada situasi dan kondisi, dimana kurikulum
tersebut diberlakukan. Menurut Fasli Jalal (dalam Imam Hanafie, 2008:1-5),
kelebihan yang dimiliki KTSP adalah:
a. Mendorong
terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
b. Mendorong para
guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan
kreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.
c. KTSP sangat
memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata
pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
d. KTSP akan
mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih
20 %.
e. KTSP memberikan
peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
B. Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP
maupun penerapannya, antara lain:
a. Kurangnya
sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
b. Kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan.
c. Masih banyak
guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep penyusunan maupun
prakteknya di lapangan.
d. Penerapan KTSP
merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan
para guru.
Kurikulum 2013
A. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang
dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari
struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya masalah dan
salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
B. Kelebihan Kurikulum 2013
1. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif
dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi
menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus
diintegrasikan kesemua program studi.
2. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan
antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
3. Merangsang
pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
4. Kesiapan terletak
pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
C. Kelemahan Kurikulum 2013
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena
rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
C. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum
2013
A.
PERSAMAAN
1. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama
menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
2. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013
sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
3. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
4. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada
pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang
mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
B .PERBEDAAN
1. Sistem yang digunakan Dalam kurikulum 2006 yang digunakan
Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Berbasis mata pelajaran, masing-masing
disiplin ilmu dibahas atau dikelompokkan dalam satu mata pelajaran. Dalam
kurikulum 2013 yang digunakan Kompetensi Inti (KI) Berbasis tematik, sehingga
dalam pembelajaran yang digunakan adalah tema-tema yang menjadi acuan atau
bahan ajar.
2. Silabus yang digunakan Silabus yang digunakan adalah
silabus yang dibuat oleh masing-masing satuan pendidikan yang berdasarkan
silabus nasional. Silabus yang digunakan adalah silabus dari pusat, sehingga
seluruh indonesia menggunakan silabus yang sama.
3. Mata pelajaran pancasila Dalam kurikulum 2006, mata
pelajaran pendidikan pancasila ditiadakan dan diganti dengan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dirubah menjadi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dirubah menjadi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
4. Implementasi kurikulum
Dalam kurikulum
2006, sistem yang digunakan adalah penjurusan. Dalam kurikulum 2013, sistem
yang digunakan adalah peminatan.
5. Beban belajar siswa Beban belajar siswa terlalu berat
karena banyaknya mata pelajaran yang terlalu kompleks melebihi kemampuan siswa.
Beban belajar siswa lebih sedikit dan disesuaikan dengan kemampuan siswa
6. Proses penilaian Berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output Berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan output
7. Penilaian Menekankan aspek kognitif
Test menjadi
cara penilaian yang dominan Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik
secara proporsional Penilaian test dan portofolio saling melengkapi
8. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Memenuhi kompetensi
profesi saja Fokus pada ukuran kinerja PTK Memenuhi kompetensi profesi,
pedagogi, sosial, dan personal motivasi mengajar
9. Pengelolaan Kurikulum Satuan pendidikan mempunyai
kebebasan dalampengelolaan kurikulum. Terdapat kecenderungan satuan pendidikan
menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan
peserta didik, dan potensi daerah. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar
isi mata pelajaran (Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan
kurikulum) Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
Satuan
pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah (Pemerintah Pusat dan
Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan
pendidikan)
10. Penjurusan di
SLTA/Sederajat Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI. Dimana mata
pelajarannya sesuai dengan penjurusan yang dipilih. Penjurusan SMA dilakukan
sejak kelas X, diamana ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat dan
pendalaman minat.
11. Kapasitas jam
pelajaran Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dari pada jumalah mata
pelajarannya. Dimana jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding kurikulum
2013. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dari pada jumlah mata
pelajaran. Dimana jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding kurikulum KTSP.
12. Standar
Kompetensi SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi SMA dan SMK memiliki mata
pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan ,dan sikap.
13. Standar
penilaian Standart penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan. Standart
penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
14. Konten
pembelajaran Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah Bermacam jenis
konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain. Konten ilmu
pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.
SEPUTAR SKI PADA KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013
1. SKI PADA KURIKULUM KTSP
Model Kurikulum Nasional ini diharapkan
lebih membantu guru karena dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas;
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, KTSP yang terdiri dari Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bisa diterapkan atau dikembangkan lagi
oleh masing-masing satuan pendidikan. Keadaan sumber daya pendidikan di
Indonesia sangat memungkinkan munculnya keragaman pemahaman terhadap Standar
Nasional yang dampaknya akan mempengaruhi pencapaian standar nasional
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya penjabaran
kurikulum melakui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diharapkan
dapat lebih menjamin tercapainya Kompetensi Dasar Nasional mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Tsanawiyah (MTs).
setelah
ditelusuri, pendidikan SKI
menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut
pemantapan pengetahuan hingga terbentuk
watak dan keperibadian yang berbeda
jauh dengan tuntutan terhadap mata
pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Datam implementasinya
juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif; kurang mengakomodasikan kebutuhan
afektif. Kendala lain
adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai SKI dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya
berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang
tua peserta didik.
Memang tidak
adil menimpakan tanggung jawab atas munculnya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan itu kepada SKI
di Madrasah, sebab SKI di Madrasah
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan
dalam pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik.
2. SKI PADA KURIKULUM 2013
Pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kurikulum 2013 ini,
materi-materi yang disajikan dengan sistem tematik, jadi materinya tidak
mendatail. Guru tidak bisa mengembangkan kemampuannya untuk mengajar. Sedangkan
sebenarnya yang namanya sejarah itu sangat panjang dan harus detail dalam
peyampaiannya supaya mudah di pahami oleh para siswa. Dan dalam kuriikulum 2013
ini siswa di anjurkan untuk lebih aktif dalam mengkaji dan mencari
materi-materi yang terkait dengan sejarah mata pelajaran lain juga secara
individu.
Terima Kasih atas infonya.
BalasHapusalifqofrahamzah.blogspot.co.id